Seseorang itu tidak dikatakan beriman hanya dg mengatakan dia beriman melainkan Allah akan memberinya berbagai macam ujian..
Kali ini ana dapat ujian baru, sepertinya berat sekali apabila ana menganngap ini berat dan sebagian pasti mengatakan hal yg sama, ujian kali ini berat, tapi ana coba tepis semua anggapan itu, ana anggap ini hanya ujian kecil yang singgah sebentar, soalnya dulu juga pernah diuji seperti ini, walaupun agak berbeda ujiannya namun tingkat keberatannya mungkin hampir sama, walaupun lebih berat ini kayaknya,, tentu saja, karena apabila seseorang sudah melewati ujian yang level rendah berarti siap-siap mendapat ujian dengan level yg agak tinggi dan seterusnya,, dan ana ambil pelajaran dari ujian yg dulu, bahwa setiap masalah yg ada pasti akan berlalu, dan cukup nikmati saja, tak perlu dipikirkan ribet2,, itu juga merupakan tanda bahwa Allah masih sayang kita..
Dulu ana sangat sedihh banget dg masalah yg ada,, memaknai masalah/ujian itu adalah sesuatu yg berat, hingga hari-hari berlalu dg pikiran yg gk konsen, hti yg sedih, jiwa yg resah... tapi sekarang ana tersenyum mengingat hal itu, kenapa waktu itu terbuang hanya utk bersedih dan larut dalam ujian yg ada??? Kenapa tidak dinikmati aja toh semua akan berlalu, buktinya sekarang ana menganggap masalah yg dulu itu biasa2 aja, gk berat2 amat, ...
Sejak itulah ana tidak mau lama2 larut dalam kesedihan atas setiap masalah/ujian yg dtg, semua pasti ada jalan keluarnya, kalaupun tidak pasti dia akan berlalu, cepat atau lambat semuanya akan berganti, untuk itu nikmati aja apa yg sedang terjadi, ambil hikmah dari setiap kejadian tersebut, jadikan sebagai evaluasi diri untuk menjadi lebih baik..
So,, ujian apa sih yang ada pada diri ana sekarang???
Cinta...
Siapa yg tak kenal cinta??? Semua pasti kenal dan semua pasti senang membicarakannya...
Sekitar 8 bulan yang lalu sebuah cerita baru dimulai dalam kehidupan ana,, berawal dari diterimanya ana sebagai wakil sekretaris disana,, kemudian dipilih menjadi sekretaris panitia milad,, hmmm cukup berat, baru pertama masuk dunia organisasi udah lgsg dijadikan sekretaris kegiatan,, padahal ana belum tau dan belum mengerti sama sekali tapi untunglah kakak-kakaknya baik2 dan selalu sabar dlm membimbing.. hari-hari ana pun sedikit demi sedikit mulai berubah, mulai berkurang ngumpul2 dulu dg tman2 ktka kuliah sdah berakhir, ttpi malah lgsung ke ruang bawah tangga, karna ada aja pekerjaan yg menunggu, kdg buat surat atau hnya sekedar mbntu apa yg bisa ana bntu... hmpir dua minggu berlalu dengan berangkat pagi pulangnya malam... sungguh sangat banyak perubahan yg terjadi saat itu.. hari demi hari terus berlalu, hingga ana dijadikan sekretaris umum saat pelantikan itu.. sungguh sangat tidak setuju, karena ana merasa belum tau apa2.. tapi apa boleh buat, terima saja amanah itu, semoga bisa memberikan yang terbaik...
Tiba-tiba cinta itu hadir,, entah kapan awalnya,, mungkin gara-gara rasa takut yang pernah ana rasakan,, hingga bisa menghadirkan rasa yg berbeda,, dan ternyata ketakutan itupun menjadi kenyataan,,, mungkin gara2 ana ketakutannya berlebihan..
Namun rasa itu ana simpan sangat dalam,, hingga tak ada orang yang tau,, dan ana selalu menunjukkan sikap yang berkebalikan,, diam, cuekk dan sejenisnya dan sebagainya,, walaupun sepertinya dia juga punya perasaan yang sama..
Disinilah ana pikir titik ujian itu,, yaitu bagaimana cara kita mengelola perasaan yang seharusnya belum saatnya untuk dikeluarkan,, karena belum tentu dia yang jadi pasangan kita,, belum tentu dia yang ditakdirkan Allah untuk kita,, maka dari itu ana simpan saja, walaupun sepertinya banyak kesempatan untuk menunjukkan bahwa ana memiliki rasa itu, tapi apa gunanya??? Akan lebih banyak mudharatnya... biarlah ana simpan saja,, biarlah ana mencintai dalam hati untuk saat ini, karena tak bisa dipungkiri bayangannya selalu hadir di hari-hari ana,, mencintai dengan cara sendiri, yaitu mendoakannya setiap kali ana berdoa, berdoa semoga dia selalu diberikan yang terbaik,, ana coba untuk membuat rasa ini biasa-biasa saja, agar tidak terlalu kecewa apabila ternyata dia bukan untuk ana...
Semoga tetap istiqamah,, untuk menyimpan rasa ini, dan mengeluarkannya disaat yang tepat,, walau berat apabila dipikirkan tapi pasti ringan jika terus dijalani dan dinikmati saja... insya Allah semoga ana selalu diingatkan untuk menjaga rasa ini,, ...
Disini juga keikhlasan ana sedang diuji,, apakah selama bekerja untuk dilihat seseorang atau benar2 ikhlas demi semua orang,, seberapa ikhlaskah ana menerima kenyataan yang datang silih berganti,, bagaimana ana bersikap untuk tetap tegar ketika rasa yang dimiliki juga dirasakan oleh orang lain, bagaimana agar tidak timbul rasa untuk saling bersaing,, tapi tetap menunjukkan kesan yang baik dengan sesama tanpa sedikitpun menunjukkan rasa yang tak bersahabat....
Semoga semua ini selalu dapat dinikmati,, saat ini ana masih bisa tersenyum dan tertawa apabila mengingat hal2 yang pernah terjadi saat itu,, semoga tak perlu ada airmata kesedihan yang keluar, tapi sebaliknya semoga airmata kebahagiaan yang hadir, hadir seiring dengan kebahagiaannya mendapatkan seseorang yang terbaik untuknya nanti,, jika seseorang itu adalah ana maka alhamdulillah, akan ana jaga dengan sebaik2nya dan setulus hati hingga sama2 ke surga nanti,, namun jika bukan ana maka biarkan ana ikut tersenyum bahagia melihat kebahagiaannya,, semoga hdupnya selalu diliputi kebahagiaan beserta pasangannya..
Untuk ke depannya semoga ana tetap semangat menjalani hari-hari yang penuh misteri dengan selalu menunjukkan wajah yang berseri kepada sahabat-sahabat sejati yang telah menghiasi dan mewarnai hidup ana selama ini..
Dan tetap menjaga keikhlasan,, melakukan semua kebaikan hanya karena mengharapkan ridha Allah semata,, selalu melakukan kebaikan walau sekecil dzarrah pun,, terus berusaha dan berdoa untuk menjadi anak yang sholelah hingga bisa membahagiakan kedua orangtua dan keluarga ana di dunia sampai akhirat.. amiiinnn Ya Rabb..
Sabtu, 07 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar